Gereja Tanpa Anak Anda

RH Spirit Woman 01 November 2020

Ulangan 6:6-7

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Amsal 22:6

 

Data Bimas Kristen pada 2019 ini cukup mencengangkan: 50% generasi milenial Kristen Indonesia tidak lagi ke gereja! Saat diteliti, setidaknya 3 hal inilah yang paling sering menjadi penyebabnya. Pertama, kesibukan sekolah (21,4%). Kedua, merasa ibadah anak muda tak menarik atau tidak relevan dengan hidup mereka (13,9%). Tiga, tidak punya teman sejati di gereja (11,2%). Rata-rata anak muda ini meninggalkan gereja di usia 15-19 tahun, saat mereka sudah mulai kuliah, tinggal jauh dari orang tua, lebih mendapat kebebasan, dll. Sangat mungkin ini akan terus meningkat sebab menurut Bilangan Research Center, 29% remaja (usia <19 tahun) mengaku masih ke gereja hanya karena kebiasaan dan 11% karena suka dengan ibadah remaja di gerejanya. Dua alasan ini riskan sebab begitu mereka bisa bebas memutuskan, mereka yang hanya terbiasa atau sekadar suka ini bisa meninggalkan gereja. Begitu ibadah di gereja tidak sesuai seleranya atau begitu mereka merasa memiliki kebiasaan baru pengganti ibadah, mereka akan berhenti ke gereja.

Gereja tanpa generasi muda, gereja tanpa anak-anak kita, adalah gereja yang sedang menghadapi masalah serius. Tanpa adanya regenerasi, gereja yang seperti itu ibarat hanya menghitung hari-hari akhirnya. Ini bukan tugas organisasi gereja atau para pendeta saja. Gereja bukanlah organisasi dan pengurusnya belaka, tapi gereja adalah segenap umat Tuhan, termasuk kita. Jadi, ini pun tanggung jawab kita. Apalagi sebagai orang tua, kita sudah diperintahkan Tuhan untuk mendidik anak di jalan yang benar (Ams. 22:6) dan mengajarkan firman Tuhan kepada mereka (Ul. 6:6-7).

Sejak kecil anak lebih melihat orang tuanya daripada orang lain, termasuk gurunya di sekolah atau guru Sekolah Minggunya. Anak tidak melihat gurunya saat dia sakit, tapi anak melihat bahwa saat ia sakit, orang tuanya berdoa untuknya. Anak tidak melihat guru Sekolah Minggunya menghadapi masalah berat, tapi ia melihat sikap Anda saat menghadapi masalah berat. Dari situlah ia belajar. Dari situlah juga kita bisa mengajarkan kenapa Kristus penting bagi hidup Anda dan hidupnya. Jangan biarkan anak-anak kita terhilang karena kita tidak pernah menunjukkan bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita dan hidupnya. • @

Orang yang sadar bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidupnya tidak akan berpikir untuk meninggalkan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Respect to My Body

Oktober 2, 2020

Miskin itu Dosa?

Oktober 2, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *