Sukacita

RH Spirit Woman 01 Desember 2020

Lukas 2:8-20

Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Lukas 2:20

 

Bayangkan Anda adalah manajer di satu perusahaan besar. Satu hari setiba di kantor, petugas parkir yang biasa mangkal di dekat kantor Anda datang dan berkata jika direktur utama perusahaan Anda akan resign dan Anda akan menggantikan posisinya. Akankah Anda percaya? Terlebih di kantor suasana biasa saja, tak ada yang tahu rencana resign sang direktur apalagi soal penggantinya. Anda mungkin makin tidak percaya. Ya, bagaimana bisa percaya jika yang menyampaikan info sepenting itu “hanya” petugas parkir yang bahkan tidak bekerja di perusahaan Anda?

Mengapa kabar sepenting kelahiran Mesias justru pertama kali disampaikan kepada para gembala? Bagi orang Yahudi, gembala adalah profesi rendahan. Mereka miskin, tak terdidik, bahkan dianggap berdosa. Kesaksian mereka tidak akan diperhitungkan. Tapi, justru mereka, bukan para imam atau raja, yang pertama kali mendengar berita kelahiran Mesias. Kesaksian para gembala tadi mungkin diragukan orang. Tapi, lihatlah respons mereka. Bandingkan dengan respons raja Herodes dan para imam (Mat. 2:1-8). Herodes marah dan para imam cuek mendengar berita Natal. Tapi, para gembala merespons dengan sukacita dan segera mencari Dia. Para gembala itu tak punya apa-apa untuk diberikan kepada Sang Mesias. Mereka datang dengan hanya membawa dirinya dan kerinduan untuk melihat Yesus, tapi justru itulah yang diinginkan Tuhan.

Kristus memang terkhusus datang kepada mereka yang berdosa (Mrk. 2:17). Ya, semua manusia memang sudah berdosa (Rm. 3:23), tapi kepada mereka yang paling berdosa dan yang sadar bahwa diri mereka berdosalah, maka kasih-Nya makin besar dicurahkan. Para gembala merasakan sukacita yang sangat besar ketika mendengar berita Natal karena mereka sadar betapa mereka sebenarnya sangat tidak layak tapi kini mereka mendapatkannya. Adakah kita masih memiliki sikap hati seperti ini saat menyambut Natal? Ataukah kita justru merasa kelahiran Yesus itu memang hak kita, bahkan merasa ini adalah hari raya kita dan dirayakan untuk kesenangan kita? Hari ini, ingatlah bahwa kita adalah seperti para gembala itu. Kita tidak layak, kita tidak punya apa-apa, tapi Tuhan sendiri mau turun ke bumi dan menyelamatkan kita. Haleluya! • @

Sambut berita Natal dengan sukacita dan penuh syukur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konco Wingking?

November 3, 2020

Terang Pengharapan

November 3, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *