Anak Panah Kedua

RH Spirit 01 Juli 2021

1 Yohanes 1:9

“Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita
Wahyu 12:10

 

Seorang teman saya sangat takut melihat darah, bahkan meski itu bukan darahnya sendiri. Satu kali saat mengendarai sepeda motor, sebuah mobil menabraknya. Sebenarnya kecelakaan tersebut tidak terlalu parah. Buktinya, teman saya ini langsung bisa bangkit dan berdiri sendiri. Namun, ketika ia kemudian melihat tangan dan kakinya berlumuran darah, ia tiba-tiba merasa lemas dan pingsan.

Hal seperti ini juga yang sering kali dialami orang ketika dikecewakan atau disakiti. Yang membuatnya terpuruk sebenarnya bukan semata tindakan orang lain itu terhadapnya. Tapi, reaksinya terhadap hal itulah yang memperburuknya. Hal ini kadang diistilahkan sebagai anak panah kedua (second arrow). Anak panah pertama adalah kejadian buruk sesungguhnya tapi anak panah kedua adalah reaksi kita atas kejadian buruk itu. Anak panah kedua ini sesungguhnya bisa dihindari, tapi reaksi kita yang salah membuat kejadian buruk itu terasa lebih menyakitkan. Seorang gadis gagal menikah meski punya rencana akan menikah tahun itu. Apa daya, tahun itu hubungan dengan pacarnya bubar karena sang kekasih ternyata mendua. Di satu sisi, seharusnya gadis itu bersyukur karena setidaknya ia jadi tahu pacarnya tidak setia sebelum memasuki jenjang pernikahan. Namun, anak panah kedua ia tembakkan sendiri. Ia malah menyalahkan dirinya, merasa itu pasti karena ia kurang cantik, kurang mengimbangi pacarnya, terlalu lama menunda menikah, dll.

Adakah kita juga sering menembakkan anak panah kedua itu kepada diri sendiri? Firman Tuhan mengingatkan bahwa membuat kita selalu menyalahkan diri ini adalah salah satu pekerjaan Iblis, yang mendakwa kita siang dan malam (Why. 12:10). Ketika anak panah yang pertama (kegagalan, kesalahan, dll)ditembakkan dan membuat kita luka, semestinya kita membawa luka itu kepada Dia yang bisa menyembuhkan kita. Akui kesalahan kita dan bertobatlah, kembali kepada-Nya (1 Yoh. 1:9). Jangan biarkan luka itu justru membesar, melebar, hingga menjadi kepahitan, keputusasaan, serta depresi karena kita sendiri yang menembakkan panah kedua melalui reaksi kita. • ARC

Sering kali yang melukai kita bukanlah hal buruk yang terjadi pada kita, tapi reaksi kita terhadapnya

2 Thoughts on Anak Panah Kedua

  1. Bagaimana mendapatkan renungan untuk tgl 2 juli 2021 agar bisa dibagikan, sementara sudah punya buku renungan Spirit

    Reply
    • Selamat siang, kak..
      Mungkin bisa dengan berlangganan lewat telegram Spirit Bookstore.
      Untuk caranya bisa lihat di instagram Spirit Bookfield.
      Terimakasih.. 🙏

      Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Harapan dalam Keletihan

Juni 1, 2021

Masa Depan Tak Bisa Diramal

Juni 1, 2021

2 Thoughts on Anak Panah Kedua

  1. Bagaimana mendapatkan renungan untuk tgl 2 juli 2021 agar bisa dibagikan, sementara sudah punya buku renungan Spirit

    Reply
    • Selamat siang, kak..
      Mungkin bisa dengan berlangganan lewat telegram Spirit Bookstore.
      Untuk caranya bisa lihat di instagram Spirit Bookfield.
      Terimakasih.. 🙏

      Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *