Matius 14:22-23
Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Matius 14:29
Setelah menempuh perjalanan selama lima jam dengan kapal boat saat pelayanan misi ke Pontianak, tim kami diharuskan berjalan di atas papan kayu kecil yang mengapung di atas air untuk menuju lokasi. Sebagian besar di antara kami awalnya tidak berani melakukannya. Hampir semuanya berpikir kalau dirinya tidak mempunyai keseimbangan tubuh yang baik. Mereka pun membayangkan bagaimana akan tergelincir dan tercebur ke sungai. Namun beberapa penunjuk jalan mencoba menyemangati kami: “Arahkan pandangan pada saya dan berjalanlah!” Yang lain berkata, “Saya di sini. Tenanglah, saya akan menangkapmu jika tergelincir.” Satu per satu dari kami mulai melangkah meskipun terbersit sedikit keraguan dan ketakutan.
Ketika kita membaca kisah Petrus berjalan di atas air, kita sering kali mendengar bagaimana para pengkhotbah hanya menyinggung bagian kegagalan Petrus tatkala ia harus tercebur ke laut dan hampir tenggelam. Tidak sedikit yang kemudian menghakimi Petrus sebagai seorang yang kurang beriman, kurang percaya, dan mudah ragu saat tiupan angin datang, hingga ia jatuh. Kita tidak sadar akan keberanian Petrus untuk melangkah keluar dari perahu dan berjalan di atas air seperti yang Yesus lakukan. Padahal keberanian melangkah keluar itu adalah tindakan iman besar yang murid-murid lain pun tidak berani melakukannya. Di tengah badai, sebagian besar dari mereka begitu ketakutan dan lebih memilih tetap berada di atas perahu dari pada mengalami risiko terburuk yaitu tenggelam.
Wanita Kristus, dunia yang kita tinggali amatlah penuh risiko. Namun apakah hal itu kemudian membuat hati kita ciut dan tidak berani melangkah di dunia ini? Sebagian besar dari kita memilih tetap berada di dalam zona nyaman karena kita takut gagal dan terluka. Bukankah itu sikap murid-murid yang lain? Jadi menurut saya, Petrus cukup berhasil. Meski takut, ia tetap berani melangkah di tengah gelombang dan menanggapi panggilan Yesus. Mereka yang gagal justru adalah mereka yang tidak pernah berani melangkah sama sekali. • Sys
Beranilah melangkah untuk menaati kehendak Tuhan.