RH Spirit Motivator 01 September 2021
Kejadian 2:1-4
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:3
Kereta api berhenti di stasiun, pesawat terbang berhenti di bandara, kendaraan pribadi pun berhenti di garasi rumah. Jika kendaraan tidak pernah berhenti, lama kelamaan ia tentu akan mengalami burnout dan rusak. Kendaraan perlu tempat berhenti mendinginkan mesin, melakukan perawatan, dan juga menaikkan atau menurunkan muatan. Meski diciptakan dengan tujuan utama mengantar orang atau barang, kendaraan perlu waktu untuk beristirahat.
Manusia juga butuh istirahat. Memang Allah menciptakan manusia untuk bekerja (Kej. 2:15). Bahkan Alkitab berkata jika ada orang yang tidak mau bekerja, janganlah ia makan (2 Tes. 3:10). Namun, manusia bukan diciptakan untuk bekerja tanpa henti. Jika mesin saja butuh istirahat, apalagi manusia. Manusia butuh dan harus beristirahat setelah bekerja. Bahkan Allah sendiri memberikan contoh yaitu saat di hari ketujuh penciptaan, Ia berhenti dan memberkati ciptaan-Nya. Tentu bukan berarti Allah bisa lelah dan butuh istirahat. Tapi, ini menunjukkan perlunya keseimbangan. Ada waktu untuk bekerja ada waktu untuk beristirahat dan menikmati hasil jerih payahnya (bdk. Pkh. 3:13).
Itu sebabnya Allah juga mengkhususkan satu hari Sabat. Tujuan pertama adalah agar manusia bisa berhenti dari pekerjaannya. Berhenti artinya beristirahat dan memulihkan kekuatan. Namun, Sabat bukan hanya untuk istirahat semata. Sabat juga adalah hari di mana manusia mengkhususkan diri untuk menyembah Allah (Im. 23:3). Artinya, istirahat bukan hanya bicara tidur, bersama keluarga, liburan, dan hal-hal jasmani saja, tapi terlebih juga secara rohani. Itu sebabnya, kita harus beribadah, bersekutu dan membangun keintiman dengan-Nya. Inilah cara kita me-recharge baik jasmani atau rohani kita. Allah memberkati dan menguduskan ciptaan-Nya pada hari ketujuh. Sesungguhnya, Ia juga rindu memberkati dan menguduskan kita. Maka, pakailah waktu-waktu “pemberhentian” kita dengan bijak. Jangan hanya mengistirahatkan jasmani atau emosi belaka dengan tidur atau mencari hiburan, tapi juga milikilah waktu untuk berelasi dengan Pencipta kita, yang telah memberkati dan melindungi kita. Amin? • Meliana
Miliki waktu untuk menyegarkan jasmani dan rohani kita.