Lukas 3:10-14
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ibrani 13:5
Seorang pemain seruling tampak mondar-mandir gelisah di lorong gedung pertunjukan. Beberapa waktu lagi, ia dan kelompoknya akan mengadakan konser. Namun, ada masalah di seruling yang akan ia pakai. Seruling itu tidak bisa memainkan satu nada tertentu. Ia menemui pimpinan orkestra untuk melaporkan hal itu. Dengan panik ia menceritakan kesulitannya dan bagaimana nasib konser malam itu. Tapi, si pimpinan orkestra hanya tersenyum. Ia menepuk pundak si pemain seruling, “Sudah, kau tak perlu takut. Konser malam ini tidak ada komposisi yang memainkan nada itu, apa kau lupa?”
Keluhan yang sama sering kali juga diucapkan orang. Berapa banyak kita mengeluh tentang keadaan keuangan kita, penghasilan kita yang menurun, gaji kita yang kenaikannya tidak secepat kenaikan harga-harga, tambahan pengeluaran yang harus diadakan, dll. Berapa sering kita mengeluhkan hal-hal itu? Nyatanya, jika kita masih ada hingga saat ini, benarkah kebutuhan kita tidak tercukupi? Jika kita ada saat ini, pernahkah kita sampai tidak bisa makan, misalnya? Nyatanya, kebanyakan kita tidak pernah benar-benar mengalami apa yang pernah kita khawatirkan itu.
Kekhawatiran nyatanya tidak hanya berhenti pada sikap gelisah saja. Ada kalanya kekhawatiran juga bisa dibuahi menjadi kejahatan. Tak sedikit orang mencuri karena khawatir jika hanya mengandalkan gajinya saja, kebutuhannya tak bisa tercukupi. Banyak orang korupsi karena mengejar gaya hidup mewah, ia khawatir jika tidak bisa menjaga gaya hidup seperti itu, ia akan menderita atau dihina. Hal yang sama diungkapkan Yohanes Pembaptis kepada para prajurit Romawi. Gaji prajurit saat itu tampaknya tidak besar, tapi mereka punya kekuatan untuk menekan orang lain. Di sini, para prajurit itu tergoda memakai hal itu untuk memeras dan mendapat tambahan uang. Maka, Yohanes dengan terus terang berkata, cukupkan dirimu dengan gajimu. Masalah cukup atau tidak sebenarnya dimulai dari cara pandang kita. Jika kita percaya bahwa Tuhan adalah Jehova Jireh, Allah yang mencukupkan, maka kita akan dicukupkan-Nya. Waspadalah dengan kekhawatiran karena itu bukan hanya membuat hidup tak tenang, tapi bisa menuntun pada kejahatan. • Arie
Kekhawatiran bisa berujung pada melakukan dosa dan kejahatan.