Yohanes 1:1-18
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes 1:14
Hate speech, ujaran kebencian. Istilah ini belakangan marak menghiasi media sosial dan berita. Tak sedikit orang berurusan dengan hukum karena hal ini. Orang-orang itu tidak melakukan kekerasan fisik. Mereka juga tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Mereka bahkan tidak tampil secara langsung. Orang-orang itu hanya diwakili akun media sosial mereka. Tapi, di situlah mereka melontarkan kata-kata yang entah menghasut, memfitnah, atau melecehkan seseorang. Ucapan itu pun sudah cukup menjadi alat untuk menjebloskan mereka ke tahanan.
Kata-kata mewakili pribadi seseorang. Injil Yohanes bisa dibilang cukup beda dengan tiga Injil lain. Jika Matius dan Lukas membukanya dengan kisah kelahiran Yesus, sementara Markus membuka dengan awal pelayanan Yesus yang ditandai dengan peristiwa baptisan-Nya, Yohanes membuka dengan perikop tentang Firman yang menjadi manusia. Kita tahu Firman itu bicara tentang Yesus. Firman adalah perkataan. Nah, mengapa Yesus disebut sebagai Firman? Mengapa Yohanes tidak menyebut Yesus sebagai Perbuatan? Mengapa bukan Perasaan? Mengapa bukan Pikiran? Kenapa Yesus disebut sebagai Ucapan Allah?
Perbuatan memang sering disebut lebih berdampak daripada perkataan. Tapi ingat, saat seseorang melakukan satu perbuatan, ia akan tetap butuh perkataan untuk menjelaskan makna dan maksud perbuatannya itu. Perkataan akan memberi kejelasan. Lalu, mengapa Yesus tidak disebut sebagai perasaan atau pikiran? Baik pikiran dan perasaan adalah tentang sesuatu yang ada di dalam. Nah, bagaimana supaya perasaan dan pikiran itu bisa dikomunikasikan dan sampai ke orang lain? Melalui perkataan. Kehadiran Yesus di dunia adalah cara Tuhan menjelaskan dan mengkomunikasikan kehendak-Nya. Maka, dikatakan bahwa Firman itu menjadi manusia dan diam di antara kita (ay. 14). Natal, kelahiran Yesus adalah upaya Allah untuk menjangkau manusia. Kita adalah manusia yang telah memberontak pada-Nya, sehingga mereka kini tak berdaya dalam belenggu dosa. Tapi, karena kasih-Nya saja, Ia berinisiatif datang untuk menjangkau dan menyelamatkan kita! • @
Yesus datang karena Tuhan ingin menjelaskan dan mengkomunikasikan diri-Nya kepada kita.