Janji Harus Ditepati

RH Spirit Next 01 Desember 2021

Ulangan 28:1-14

 
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.
Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
Bilangan 23:19

 

Seorang suami lagi menunggui istrinya yang sedang sakit keras. Si istri sendiri sepertinya sudah ngga sanggup bertahan lama, dan akhirnya mereka pun terlibat dalam percakapan yang mengharukan, apalagi sesekali sang istri tampak tersengal-sengal saat mengucapkan kalimatnya,
“Kamu harus berjanji, akan selalu menjaga anak kita kalo aku sudah pergi nanti?” “Aku berjanji,” kata suami yang raut mukanya tampak sangat lelah. “Dan kamu juga harus berjanji, bahwa semua akan selalu berjalan baik-baik saja meski aku sudah pergi,” kata istrinya lagi. “Iya, Ma, aku janji,” jawab suami. “Dan ini yang penting: kamu harus berjanji tidak akan mencari penggantiku sebelum tanah kuburanku mengering.” Suami pun terdiam sejenak sebelum kemudian mengiyakan: “Iya, sudah nggak usah ngomong seperti itu.” Si istri pun langsung menegaskan lagi: “Dan dengar baik-baik, ini yang paling penting, kamu juga harus berjanji bahwa kamu akan menyirami kuburanku setiap hari …!” Hehe, ga kering-kering dong! Pinter banget si istri!

Sosok yang nggak pernah sekali pun ingkar janji adalah Tuhan. Ia berjanji, dan Ia selalu menepatinya. Bilangan 23:19 dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari berkata seperti ini: “Allah tidak seperti manusia yang gampang menyesal dan suka berdusta. Bila Allah berjanji, pasti Ia tepati! Bila Ia berbicara, tentu akan terlaksana!” Coba cek saja di Alkitab, semua yang dijanjikan-Nya pasti digenapi-Nya juga. Mengapa Allah seperti itu? Pertama jelas, karena Ia adalah Allah. Dan kedua, Ia mau umat-Nya mencontoh-Nya. Bayangin saja kalo Allah suka ingkar janji, bukankah akan ada banyak orang yang nantinya jadi seenaknya ingkar janji trus ngomong: “Orang Allah aja boleh kok ingkar janji!” Khan repot kalo gitu.

Karakter seperti itu jugalah yang seharusnya kita teladani dan kemudian terapkan dalam keseharian. Saat kita udah berjanji, maka pastikan kita menepati janji tersebut, berapa pun harga bayarnya. Apakah suami dalam ilustrasi di atas akan menepati janjinya meski “dijebak” oleh sang istri? Nggak ada yang tahu, karna si suami juga belum menjawab, hehe. Tapi yang jelas, andai mengiyakan, maka mau nggak mau ia harus menepatinya meski harus jadi single parent sampe tutup usianya. Berani janji, berani menepati. • Dn

 

Mengingkari janji itu tidak baik, tapi lebih tidak baik lagi jika kita membiarkan janji yang diingkari membuat kita sedih berepanjangan.
Jennifer Donnelly – Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bukan Hanya Untukku

November 9, 2021

Lonceng Palsu

November 9, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *