Kenapa Tak Ada Kamar?

RH Spirit Motivator 01 Desember 2022

Lukas 2:1-7

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu,
Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku
Wahyu 3:20

 

Di zaman ini, kita bisa memesan hotel dari jauh hari hanya lewat ponsel, bahkan mendapat diskon. Demikian pula dengan tiket kereta/pesawat, bioskop, dsb. Tapi, kemungkinan kehabisan kamar/tiket tetap ada. Jika itu terjadi, jelas rasanya kesal. Tapi setidaknya kita belum sampai di depan hotel atau di stasiun/bioskop. Atau kita mungkin juga pernah mengalami datang ke satu acara (resepsi, seminar, bahkan ibadah Natal) tapi kursi sudah penuh. Bahkan kita tak kebagian tempat parkir. Tak ada tempat bagi kita! Ini lebih menjengkelkan. Apalagi jika kita tamu penting di situ. Kita keluarga inti mempelai, kita ketua panitia, kita pembicara. Kejadian seperti itu bisa membuat kita merasa tidak dihargai.

Namun, inilah yang terjadi dalam kisah Natal. Saat Yesus hendak lahir, tidak ada kamar tersedia bagi Maria dan Yusuf. Bayangkan, Ia yang adalah Tuhan semesta alam, yang telah merendahkan diri untuk lahir sebagai manusia demi menyelamatkan umat manusia, tapi saat Ia datang pun tak ada kamar tersedia bagi-Nya. Ini memang seakan hanya kebetulan yang terjadi karena keadaan yang memang tak memungkinkan. Namun, bukankah hal serupa terjadi di dunia ini hingga sekarang? Tak ada ruang bagi Yesus di hati dan hidup manusia. Kita terlalu sibuk dengan berbagai hal. Kita biarkan Yesus tetap di luar. Padahal, Yesus telah berdiri di depan pintu hati kita, mengetuk dan menunggu kita membuka hati untuk-Nya agar Ia dapat bersekutu dengan kita (Why. 3:20).

Dua ribu tahun lalu, para pemilik penginapan pun terlalu sibuk menerima berbagai tamu dari luar kota di Betlehem yang jauh lebih sibuk dari biasanya. Mungkin itu masa “panen” bagi mereka. Bagi kita para pengusaha dan pekerja, berapa sering hal serupa kita lakukan? Karena usaha sedang laris, order dan pesanan terus datang, pembeli membludak, lalu kita korbankan waktu saat teduh. Kita tak lagi punya waktu untuk berdoa. Kita bahkan bolos ibadah karena kelelahan, bahkan karena Minggu justru masa panen bagi kita. Tuhan bukan ingin mengganggu jalannya usaha kita. Tapi, menyediakan waktu bagi-Nya di tengah kesibukan kita, adalah tanda kita menyadari bahwa Dialah yang memberkati dan memungkinkan semua itu bisa kita alami. • ARC

Jangan sampai kesibukan dan urusan lain menyingkirkan Tuhan dari hidup kita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menantikan Yesus

November 4, 2022

Waktunya Memberi

November 4, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *