Kesalahan atau Kegagalan?

RH Spirit 01 November 2021

 2 Korintus 5:11-21

 
 
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 2 Korintus 5:17

 

Daud bukan raja pertama Israel. Ia raja kedua setelah Saul. Daud juga bukan raja terkaya. Salomolah yang terkaya. Dari lama memerintah, banyak raja sesudah Daud bertakhta lebih lama. Namun, jika ditanya siapa raja terbesar Israel, nama Daudlah yang disebut hingga kini. Apakah Daud sempurna? Tidak. Ia bahkan dalang dari konspirasi jahat terhadap bawahannya yang setia. Daud juga pernah membuat Israel dihukum dengan wabah yang menewaskan 70 ribu jiwa (2 Sam. 24). Daud beberapa kali melakukan kesalahan. Tapi, ia tetap dikenang sebagai raja yang baik dan berhasil.

Semua orang pernah melakukan kesalahan. Semua orang pun pernah gagal. Meski tak ada yang mau, tapi kedua hal itu sering kali tak terhindarkan. Jika kita renungkan perjalanan hidup kita hingga hari ini, seperti apa kita menggambarkannya? Apakah kita menggambarkan hidup kita dengan kesalahan atau kegagalan yang pernah kita alami? Dunia sering melakukannya. Si A selalu disebut mantan pecandu narkoba, si B bekas narapidana, si C janda/duda cerai, si D dilekatkan dengan kegagalannya dalam usaha, kesalahannya sebagai anak atau orang tua, atau kesalahan yang pernah ia lakukan lainnya. Itulah dunia. Apalagi di zaman ini, saat kesalahan yang pernah dilakukan puluhan tahun lalu pun bisa dimunculkan dan menghancurkan hidup seseorang yang sudah bertobat sekalipun.

Jika dunia mendeskripsikan Daud, mungkin sebutan perebut istri orang, penumpah darah, pembawa wabah, akan disematkan padanya. Tapi bagi Tuhan, Daud tetap dicatat sebagai orang yang berkenan di mata-Nya (Kis. 13:22), yang diciptakan dahsyat dan ajaib (Mzm. 139:14), dan menjadi patokan raja yang benar. Di saat dunia, bahkan diri Anda, mendeskripsikan Anda dengan kesalahan/kegagalan, tidak demikian dengan Tuhan. Jika mau bertobat dan berbalik pada-Nya, kesalahan di masa lalu kita bukan lagi yang menentukan masa depan kita. Itulah kenapa ketika kita bertobat, maka kita disebut ciptaan baru (2 Kor. 5:17). Dosa-dosa kita di masa lalu tak diperhitungkan-Nya lagi (Mzm. 103:12). Maka, sudah seharusnya hidup kita berpadanan dengan status kita. Status kita kini diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik dari Allah (Ef. 2:10). Amin? • ARC

Engkau tidak didefinisikan oleh dosamu, tapi oleh kasih Yesus yang telah menebusmu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Melayani dengan Uang

Oktober 1, 2021

Orang Dalam

Oktober 1, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *