Yohanes 6:25-39
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk
makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan
diberikan Anak Manusia kepadamu. Yohanes 6:27
Berapa harga makanan paling mahal yang pernah Anda makan? Tentu ada berbagai jawaban yang bisa diberikan. Bagi Anda yang hobi kuliner, mungkin tidak lagi heran jika mendengar ada makanan yang dijual dengan harga sekian ratus ribu, bahkan juga hingga mencapai angka juta, satu porsinya. Tidak hanya harga, untuk mendapatkan makanan favorit, tidak sedikit orang rela menempuh jarak cukup jauh untuk menikmatinya. Makan ikan itu biasa. Tapi, makan ikan di pinggir pantai, dengan ikan yang baru saja ditangkap dan langsung dimasak, konon sensasinya sangat berbeda. Demi hal seperti itu, kita pun rela meski harus pergi ke pantai yang jaraknya sangat tidak dekat dengan rumah kita. Selain harga dan tempat, waktu pun demikian. Di Solo, tempat tinggal saya, ada warung makan penjual gudeg yang banyak sekali penggemarnya. Masalahnya, warung itu buka pukul 1.30 subuh dan sudah habis sebelum fajar menyingsing. Jangan tanya pelanggannya. Mereka rela menunggu hingga subuh demi menikmati gudeg tersebut. Padahal harganya tergolong tidak murah dan saat memesan pun harus rela berdesak-desakan dan menunggu cukup lama.
Tentu tak ada yang salah dengan hobi kuliner. Tak ada yang salah dengan menikmati makanan khas atau makanan favorit dengan melakukan pengorbanan seperti hal-hal di atas. Namun, hari ini kita membaca tentang ucapan Yesus mengenai makanan yang dapat binasa dan yang bertahan hingga hidup kekal. Kita semua tahu apa yang dimaksud Yesus. Makanan yang dapat binasa berbicara soal dunia ini. Di manakah makanan yang kemarin, minggu lalu, bulan lalu, kita makan, yang rela kita bayar mahal, kita tunggu hingga subuh, dan kita datangi dari jauh? Sudah tak bersisa. Itulah makanan yang dapat binasa. Namun, makanan yang bertahan hingga hidup kekal adalah bicara tentang Yesus dan melakukan kehendak-Nya. Sekarang bandingkan, relakah Anda mengeluarkan sekian ratus ribu atau bahkan juta demi membaca firman Tuhan, membeli buku rohani, dll? Bagaimana jika kita satu saat harus menempuh puluhan kilometer demi beribadah? Masihkah Anda datang dan rindu menikmatinya? Jika demi makanan yang binasa, kita rela menunggu lama bahkan sampai subuh, apakah Anda juga melakukannya dalam hal berdoa atau membaca Alkitab? • @
Hal-hal rohani yang bernilai kekal seharusnya kita hargai lebih dari hal-hal jasmani yang hanya sementara.