Merayakan Masa Tua

Mazmur 92:1-16

mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
Mazmur 92:14-15

 

Masa tua sering kali dipandang dengan dua sisi yang saling berlawanan. Bagi yang menyambutnya, mereka membayangkan masa tua adalah masa tenang, damai, istirahat, bermain dengan cucu, dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Ada juga yang berkata, “life begins at 40” atau 50, dsb. Namun, sebagian lain membayangkan masa tua sebagai sesuatu yang menakutkan. Masa tua adalah masa kesendirian, kesepian karena anak-anak sudah berumah tangga, tubuh lemah, sakit-sakitan, tidak berpenghasilan, penampilan tak lagi prima, dsb. Bahkan sebagian orang tak perlu membayangkan sampai usia tua/pensiun (55 tahun ke atas) untuk mulai khawatir tentang usianya. Untuk mereka yang ingin melamar pekerjaan, usia 25 atau 28 tahun pun bahkan sudah menjadi batas akhir untuk melamar kerja. Untuk yang belum menikah atau dikaruniai anak, usia kepala 3 sudah menjadi angka yang membuat was-was. Mana yang Anda pikirkan tentang usia Anda saat ini?

Mazmur hari ini justru mengatakan bahwa bagi orang benar, masa tua adalah masa yang harus dirayakan (ay. 2). Orang fasik mungkin akan bertunas dan mengalami pertumbuhan di dalam hidupnya juga (ay. 8). Namun, di akhir, yaitu di masa tuanya, orang benar akan bertunas, subur, berbuah, bahkan gemuk, dan segar (ay. 13-15). Itulah janji Tuhan bagi kita, orang percaya.

Wanita Kristus, renungan hari ini kiranya menjadi landasan untuk kita tetap bersemangat dan kuat meski usia sudah beranjak senja. Sebagai umat Tuhan, tunjukkan bahwa cara kita memandang dan menjalani hidup beda dengan cara orang dunia. Karena itu, jangan jadikan usia sebagai alasan undur dari Tuhan, berhenti melayani Dia dan menjadi saksi iman bagi sekeliling kita. Usia bahkan bukan alasan untuk tidak memulai semua itu. Semakin tua, fisik kita memang makin terbatas. Namun, melayani Dia bukanlah tentang apa yang kita lakukan, tapi bagaimana kita melakukannya. Kita mungkin sudah tidak bisa menjadi musisi gereja, tapi bahkan ketika kita mau menyapa ramah dan menyambut tulus para jemaat baru yang masih asing di suasana gereja, membuat mereka merasa diterima, dsb, itu ibarat buah segar yang tetap kita hasilkan, meski usia kita makin senja. • @

Makin beranjak usia bukan alasan untuk undur dari melayani Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tak Sesuai Harapan?

Oktober 23, 2020

Sama Berharga

Oktober 23, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *