Yakobus 3:1-12
tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Yakobus 3:8
Pada masa kekuasaan Tsar Nicolas I di kekaisaran Rusia, pecah sebuah pemberontakan yang dipimpin seorang bernama Kondraty Ryleyev. Namun, pemberontakan itu berhasil ditumpas. Ryleyev, sang pemimpin ditangkap dan akan dijatuhi hukuman gantung. Namun, saat tali sudah diikatkan di lehernya dan eksekusi dilaksanakan, tiba-tiba tali gantungan itu putus. Di masa itu, kejadian luar biasa seperti itu biasanya dianggap sebagai bukti bahwa terhukum tidak bersalah dan Tsar akan mengampuninya. Namun, Ryleyev yang lega dan merasa di atas angin pun menggunakan kesempatan itu untuk tetap mengkritik, “Lihat, di pemerintahan ini sama sekali tidak ada yang betul. Bahkan, membuat tali pun tidak becus!”
Seorang pembawa pesan yang melihat peristiwa putusnya tali ini kemudian melaporkan pada Tsar. Sang penguasa Rusia itu bertanya, “Lalu, apa yang Ryleyev katakan?” Ketika pembawa pesan itu menceritakan komentar Ryleyev di atas, Tsar pun menjawab, “Kalau begitu, mari kita buktikan bahwa ucapannya tidak benar.” Ryleyev pun menjalani hukuman gantung kedua kalinya dan kali ini tali gantungannya tidak putus. Bukan hukuman gantung yang membinasakannya, tapi ucapannya sendiri.
Menarik jika kita lihat bagaimana Yakobus menggunakan cukup banyak perumpamaan tentang lidah. Ia mengumpamakan lidah itu adalah seperti kekang kuda, kemudi sebuah kapal, yang hanya benda kecil tapi bisa mengendalikan benda raksasa. Tapi, ia juga menggambarkan bahaya lidah. Dikatakan bahwa lidah dapat menjadi seperti api kecil di tengah hutan, bahkan lebih buas dari segala hewan liar Kisah Ryleyev di atas juga menjelaskannya dengan pas. Apa yang kita ucapkan sangat sering menentukan arah hidup kita. Mulai dari keputusan, nasihat, opini, afirmasi, pengakuan, doa, hingga kritik, bahkan cemoohan, semua berasal dari ucapan lidah kita. Coba ingat lagi, apa saja yang telah kita ucapkan pada orang lain dan pada diri sendiri di hari kemarin. Bagaimana pengaruhnya terhadap kejadian-kejadian yang Anda alami kemudian? Mari kita lebih hati-hati akan ucapan kita hari ini! • Arie
Apa yang kita ucapkan sering kali menentukan apa yang kemudian kita terima