Potensi yang Sia-Sia

Kejadian 25:19-34, 26:34-35

…Demikianlah Esau memandang ringan
hak kesulungan itu.
Kejadian 25:34

 

Maraknya ajang-ajang kompetisi pencarian bakat memunculkan fenomena yang cukup menarik. Di kompetisi macam itu, kita mungkin sering melihat ada begitu banyak orang yang punya kemampuan, yang tidak kalah atau bahkan tak dimiliki penyanyi atau penari-penari yang sudah terkenal. Demikian juga, keberadaan situs seperti Youtube, media sosial, blog dan lainnya juga memungkinkan kita menemukan banyak orang yang punya kemampuan dan bakat luar biasa, yang melebihi tokoh-tokoh yang sudah populer. Tapi, kita juga mungkin sering melihat bahwa banyak di antara mereka yang punya bakat luar biasa itu tak selalu sukses juga. Setelah mengikuti talent show atau penampilannya dilihat banyak orang di Internet pun, banyak yang hanya melejit sebentar lalu tenggelam lagi.

Esau adalah seorang yang memiliki begitu banyak potensi untuk sukses. Ia anak sulung dan punya hak kesulungan yang membuatnya berhak menjadi pemimpin. Esau kuat dan terampil berburu. Esau juga datang dari keluarga yang mendapat janji berkat Tuhan. Namun, apa yang terjadi? Ia memilih menikah dengan perempuan-perempuan dari bangsa asing dan menyedihkan orang tuanya (Kej. 26:34-35). Yang paling fatal, tanpa pikir panjang ia menukar hak kesulungannya dengan makanan (Kej. 25:29-34). Meski kemudian Esau bekerja keras dan bisa sukses, tapi praktis Esau tenggelam. Adiknya, Yakublah, yang menerima berkat Tuhan yang diterima sejak dari masa Abraham, kakeknya.

Tuhan memberi setiap manusia potensi dan talentanya sendiri. Namun, selalu saja ada Esau-Esau yang muncul. Mereka menyia-nyiakan talenta dan potensi dalam dirinya hanya karena terpikat oleh kenikmatan sesaat. Banyak orang cerdas tapi justru menggunakan kecerdasannya untuk melakukan korupsi hanya karena ingin cepat kaya. Banyak orang yang lahir dengan bakat bahkan fasilitas, tapi mereka kehilangan semua karena memilih kenikmatan sesaat, yaitu bermalas-malasan. Semoga dari pelajaran sederhana ini, kita bisa ingat untuk selalu mau bekerja keras dan mengembangkan potensi dalam diri kita. Jangan sampai kita menukarnya dengan kenikmatan sesaat. • Arie

Jangan biarkan potensi Anda terbuang hanya karena godaan kenikmatan sesaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belajar dari Fender

Oktober 25, 2022

Etika Kerja

Oktober 25, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *