Lukas 10:25-37
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan
itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Galatia 5:13
Kamu inget enggak cerita tentang orang Samaria yang baik hati itu? Pasti dunk! Nama orang itu emang enggak disebutin di Alkitab, tapi anak-anak sekolah minggu aja hafal kisahnya, right? Sebelum orang Samaria itu nolongin orang yang dirampok dan dihajar para penyamun, ditulis ada dua orang yang sebelumnya lewat jalan situ. Seorang imam dan seorang Lewi, dua orang-yang notabene relijius. Tapi mereka cuman lewat doank dan gak bertindak apapun. Beda banget sama yang dilakukan orang Samaria itu, dia gak cuma nolong, tapi juga ngobatin, kasi baju dan bawa dia ke penginapan. Even, membelanjakan keperluan orang tersebut dengan biaya sendiri.
Imam, Lewi dan orang Samaria itu sebenernya punya pilihan sama. Untuk Imam, dia mungkin nggak mau nolong karena takut terkena luka, menurut hukum Taurat kalo kita tersentuh luka atau mayat kita bakal jadi enggak tahir alias najis. Si imam terlalu “suci” untuk bersentuhan dengan yang “kotor”. Sedangkan orang Lewi, dia mungkin buru-buru karena ada kerjaan di Bait Allah. Dia terlalu sibuk melayani sampe enggak punya waktu untuk menolong. Hmm.. Kayaknya saling bertentangan ya? Tapi, sampe sekarang pun itu bisa terjadi. Kita “melayani” di gereja tapi gak mau melayani di luar gereja, tapi malah arogan. Tapi, orang Samaria itu punya freedom buat nolong, bahkan meskipun orang Samaria dan orang Israel itu musuhan. Dia menolong bukan karena kewajiban atau keharusan, atau untuk mendapatkan keuntungan. Simply, because he chose to do that!
Nah, emang selalu ada alasan untuk kita gak mau melakukan kebaikan. Tapi, juga selalu ada alasan buat melakukannya. Kita bebas milih. Tapi, kebebasan bukan berarti kita bebas tanpa aturan. Ps. Jose Carol bilang, the real freedom adalah bebas melakukan yang jadi kewajiban kita. So, kewajiban gak lagi kita anggap beban, that’s freedom! Kalo ke gereja cuma karena takut diomelin, pelayanan cuma karena gak enak sama temen komsel atau ngerjain tugas karena takut didamprat dosen, berarti kita melakukan kewajiban cuma karena “terpaksa”. Tapi, kalo kita lakuin itu karena kita memang mau, itulah kebebasan en dijamin kita bakal melakukannya dnegan sukacita. Get the point? • hendro