Diskriminasi Tak Kentara

RH Spirit Motivator 01 Februari 2022

Lukas 6:37-45

 
Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak,
tetapi hakimilah dengan adil.” Yohanes 7:24

 

Biasanya, orang membayangkan sikap diskriminasi itu sebagai tindakan yang jelas dan kasar. Makian rasis, pria bersiul menggoda wanita lewat, orang diusir karena beda agama, dll. Meski hal seperti itu masih ada di beberapa tempat, tapi di tempat kerja mungkin jarang, atau jika ada pelakunya pasti ditegur. Tapi, diskriminasi tak selalu “sekasar” itu. Diskriminasi juga bisa muncul lebih halus. Seorang pria memuji sejawatnya, seorang wanita, karena lancar memberi kata sambutan. Padahal ia tahu rekannya itu sudah biasa menjadi MC. Memuji itu baik, tapi pria itu memuji sekaligus meremehkan rekannya karena menganggap wanita biasanya tidak memiliki skill public speaking sebaik itu. Adakah kaitan kemampuan menguasai public speaking dengan gender? Tidak ada. Itu pun diskriminasi!

Diskriminasi terjadi saat orang diperlakukan beda atas dasar hal-hal yang tak terkait kemampuan, seperti suku, agama, hingga gender. Contoh lain. Saat ada rapat, satu-satunya staf wanita langsung diminta jadi pencatat (meski itu bukan job descnya) sementara staf pria berdiskusi. Karena harus mencatat, staf wanita itu jadi tak sempat urun pendapat. Ia lalu dianggap pasif dan jarang dipercaya untuk proyek penting. Padahal, tidak seperti itu realitanya. Sebaliknya, diskriminasi pada pria juga bisa terjadi meski bentuknya beda. Contoh, ketika staf pria membuat komplain soal sikap rekan/atasan wanita, itu dianggap kurang jantan. Alih-alih ditanggapi, pengaduannya justru dianggap sikap bawel.

Sebagai anak Tuhan, diskriminasi dan ketidakadilan harus dibuang dari hidup kita. Nas hari ini berkata, hakimilah dengan adil. Jangan hanya menilai dari yang tampak, yaitu hanya dari stereotip, pandangan umum yang belum tentu benar, atau menilai hanya dari ukuran diri sendiri. Sebaliknya, nilailah dengan adil. Nilailah secara faktual, utuh, bukan dari prasangka. Satu ungkapan berkata, bersikaplah adil sejak dari pikiran. Ya, jika pikiran dan penilaian kita saja salah, maka ucapan, tindakan, dan keputusan kita pasti ikut salah. Apa yang keluar dari mulut (tindakan) meluap dari hati (pikiran), demikian kata Yesus (Luk. 6:45). Jika kita tidak mau bersikap diskriminatif, mulailah dengan berpikir dengan adil dan tidak membedakan orang hanya dari gender, ras, agama, status ekonomi, dst. • ARC

Sikap diskriminatif dimulai dari pikiran, maka bereskan dulu pikiran kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Setulus Hati Semurni Kasih

Januari 7, 2022

Fokus pada Kelebihan

Januari 7, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *