Allah yang Maha Mulia

Ayub 37:1-24

Siapakah yang seperti Engkau,
di antara para allah, ya TUHAN;
siapakah seperti Engkau, mulia karena
kekudusan-Mu, menakutkan karena
perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau
pembuat keajaiban? Keluaran 15:11

You are magnificent, eternally, wonderful, glorious, … Jesus, no one ever will compare to You, Jesus.. Sebait lagu dari album Hillsong berjudul Magnificent ini berusaha menggambarkan betapa mulianya Tuhan kita. Meski kata-katanya udah luar biasa, tentunya ini masih blom bisa menggambarkan betapa agungnya Tuhan kita. Alkitab mengatakan bahwa manusia enggak akan bisa menyelami dan memahami kebesaran Tuhan. Pengetahuan kita terbatas, logika kita terbatas, kemampuan kita terbatas karena kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Kita ini debu tanah adanya.

So, let’s think about it. Kalo kita ini sebenernya cuma debu, betapa enggak berartinya diri kita. Betapa lucunya bila kita beranggapan bahwa diri kita ini serba tau. Betapa anehnya kalo kita berkata bahwa Tuhan itu enggak ada – hanya karena pikiran kita enggak sanggup memahami diri-Nya. Dan lebih parah lagi bila kita bersikap kurang hormat kepada Sang Pencipta kita.

Alkitab mencatat betapa hebatnya Tuhan kita. Enggak ada yang sanggup berdiri di hadapan-Nya. Dia begitu mulia sehingga setiap lutut akan tersungkur ketika berhadapan dengan-Nya. Kitab Wahyu menuliskan bahwa para tua-tua yang berada di depan tahtanya tersungkur dan melemparkan mahkota mereka (Wahyu 4:10) Ini berarti, di hadapan Tuhan, enggak ada yang bisa memuliakan diri dan menganggap diri mereka berarti. Kitab Keluaran pun menuliskan betapa dahsyatnya Tuhan yang menampakkan diri-Nya kepada Musa dan umat Israel. (Kel. 19:16-24 24:10) Tuhan begitu agung dan kita begitu terbatas.

Banyak orang mengira Tuhan di jaman Perjanjian Lama berbeda dengan Tuhan yang sekarang. Padahal Tuhan enggak pernah berubah. Keagungan-Nya dan kemuliaan-Nya tetaplah sama. Kalau sekarang Ia telah menyatakan diri-Nya untuk menjadi Sahabat kita, menjadi Penolong dan Pelindung kita, bukan berarti kita boleh bersikap asal-asalan kepada-Nya. Harusnya kita justru semakin hormat kepada-Nya karena Dia yang Maha Mulia mau rela menyatakan diri-Nya untuk menjadi sama seperti kita bahkan menyelamatkan kita. Kiranya kita bisa membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan, namun tetap hormat dan takut akan Dia, karena Allah kita adalah Tuhan yang Maha Mulia. *tms

Manajemen Emosi

April 11, 2017

Nggak Dibuang

April 11, 2017