Bayar Pajak, Harus?

Matius 17:24-27

Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” Matius 17:27

 

Beberapa bulan belakangan ini, masalah pajak jadi salah satu masalah yang cukup hangat. Akhir-akhir ini, pemerintah memang sedang giat-giatnya mencanangkan kewajiban hak warga negara membayar pajak. Sampai-sampai, ada juga petugas pajak yang “menagih” lewat socmed seorang selebriti yang foto dengan sebuah mobil mewah. Lalu, ada juga seorang penulis produktif yang memutuskan keluar dari industri perbukuan karena merasa beban pajak penulis cukup besar. Gimana dengan kita? Ada beberapa dari kita yang mungkin sudah kena pajak (karena sudah bekerja, misalnya). Tapi kalaupun belum, mungkin ortu atau perusahaan ortu kitalah yang kena pajak. Lalu, apa respons kita? Apakah kita merasa perlu membayar pajak? Apalagi jika melihat bahwa ternyata ada banyak lembaga negara dan oknumnya yang justru melakukan korupsi? Apakah kita termasuk orang yang berpikir: “Buat apa bayar pajak kalau akhirnya cuma masuk kantong pejabat?”

Dalam Alkitab, Yesus pernah dihadapkan pada hal yang sama, di mana Ia diharuskan membayar pajak. Pada masa itu, rakyat memang diharuskan buat membayar pajak bait Allah. Uang pajak ini nantinya digunakan untuk membeli korban binatang dalam Bait Allah, persediaan anggur, tepung, minyak, dan kemenyan yang digunakan dalam Bait Allah, serta untuk pakaian imam/imam besar yang bertugas dalam Bait Allah. Yesus sendiri sebenarnya bukanlah “wajib pajak”, apalagi kewajiban membayar pajak bait Allah ini sebenarnya adalah peraturan yang diciptakan para pemimpin agama, dan sama sekali tidak tercantum dalam Hukum Taurat. Meski demikian, Yesus tetap membayarnya karena tidak ingin jadi batu sandungan dan kemudian terjadi pertentangan.

Orang Kristen memang harus kritis terhadap kinerja pemerintah, sehingga dana pajak itu jelas penggunaannya (tidak dikorupsi) dan sesuai dengan kemampuan rakyat (tidak ketinggian). Meski demikian, di sisi lain kita juga harus ingat bahwa membayar pajak adalah kewajiban tiap warga negara. Yesus saja membayar pajak, maka dari itu apalagi kita yang memang adalah warga negara kena pajak. Toh, hasil pajak juga dapat kita nikmati dari pembangunan fasilitas umum yang sudah dilakukan pemerintah, kan? • Dianpra

Warga negara memang harus kritis pada pemerintah, tapi di sisi lain warga negara juga tidak boleh melupakan kewajibannya pada pemerintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postinganmu Harimaumu

Juni 26, 2020

Raksasa Itu Kecil

Juni 26, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *