RH Spirit Motivator 01 Mei 2024
2 Tesalonika 3:10-12
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,
melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna
2 Tesalonika 3:11
Profesi seniman sering kali identik dengan kebebasan. Jika pekerja kantoran harus berpakaian rapi, rambut klimis, jam kerja 9 to 5, bicara diplomatis, dst, tidak demikian dengan seniman. Jika kita bertemu pria berambut gondrong, berpakaian unik, selalu bangun siang dan tidur dini hari, bicara soal topik yang tidak umum, lalu dia memperkenalkan diri sebagai seniman, kita pun mafhum.
Seniman itu serba bebas. Bebas berekspresi, bebas membuat apapun, bebas bekerja kapan pun. Sementara dunia pengusaha/pekerja itu harus disiplin, terencana, dan harus ada patokannya. Itulah persepsi yang sering kali muncul di masyarakat. Itu sebabnya dunia seniman dianggap tidak cocok untuk dunia kerja/usaha, dan juga sebaliknya. Padahal, dunia seni tak hanya tentang kebebasan. Ada hal yang lebih penting yang harus dimiliki seniman, yaitu karya. Ya, karya juga berarti tanggung jawab. Boleh saja seorang seniman berpenampilan nyentrik, boleh saja ia bekerja dengan waktu bebas, asal pada akhirnya ada karya orisinal ia hasilkan. Setelah berkarya, ia pun harus mempertanggung-jawabkannya. Ia harus siap menerima kritik, reaksi publik, dan dampak dari karyanya itu.
Sebagai pekerja, adalah baik jika kita disiplin, teratur, rapi. Sebagai pengusaha, sangat baik jika kita selalu bekerja dengan terencana dan punya standar dalam melakukan pekerjaan kita. Namun, apakah kita juga bisa berkata, “Lihat, inilah yang kuhasilkan”? Atau jangan-jangan keteraturan yang kita jalani selama ini hanyalah lingkaran rutinitas yang kita jalankan tanpa menghasilkan karya dan hal baru? Kebebasan yang kita lihat dari seorang seniman bukanlah kebebasan dalam arti semaunya. Mereka membayar kebebasan itu dengan tanggung jawab untuk menghasilkan karya yang orisinal, fresh, dan berkualitas. Maka, tak perlu iri atau merendahkan para seniman, sebaliknya kita justru bisa belajar dari mereka. Sebagai pengusaha atau pekerja, karya apa yang sudah kita hasilkan selama ini? Atau jangan jangan selama ini kita berlindung di balik rutinitas padahal tidak ada karya nyata kita hasilkan. Jangan sampai kita menjadi pemalas yang didefinisikan oleh firman hari ini, yakni tampak sibuk padahal tidak benar-benar bekerja dan tak ada yang dihasilkan. Mari berkarya! • ARC
Karya apa yang sudah Anda hasilkan hari ini?