Kapasitas & Muatan

Mazmur 90:12

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Mazmur 90:12

 

Saat sedang berjalan-jalan di mal, perhatiannya tertuju pada sebuah sofa. Sofa itu memang bagus. Tampak nyaman, empuk, dibuat dari kulit berkelas, dan itu adalah warna favoritnya. Dan yang lebih menarik adalah, di depan sofa tersebut tertulis: DISKON 70%! Ia lihat harganya, terjangkau dana yang ada, apalagi untuk sofa sebagus itu. Ia menelpon suaminya, mengabarkan ada sofa yang amat bagus dan harganya murah. Suaminya sebenarnya ingin melihat dulu, tapi ia mendesak dibeli sekarang saja daripada didahului orang lain. Apalagi sofa di rumah sudah kuno dan jelek. Maka, setelah mendapat persetujuan suami, ia membelinya. Siang itu sofa diantar. Tapi, sesampai di rumah, sofa itu ternyata terlalu besar untuk ruang tamunya. Jika dipaksa, tak akan ada ruang untuk berjalan. Akhirnya, sofa itu hanya ditaruh di ruang keluarga. Di ruang tamu, tetap dipasang sofa yang sudah kuno dan kusam itu.

Memang cerita di atas tampak agak konyol, tapi mungkin pernah Anda alami juga. Ini tidak hanya bicara tentang membeli barang, tapi juga sering terjadi dalam hal manajemen waktu. Ya, tidak sedikit orang lebih terpaku pada “barang” (atau tugas-tugas) daripada “kapasitas” (atau waktu) yang ia miliki. Pagi hari, ia membuat banyak sekali daftar kegiatan dan tugas yang harus dilakukan, tapi di akhir hari ia pun stres karena masih banyak hal yang belum dilakukan. Mengapa? Karena ia tidak melihat dulu berapa kapasitas (waktu, kekuatan, kemampuan) yang ia miliki.

Prinsip yang sama diajarkan dalam Mazmur 90:12. Ajar kami menghitung hari-hari/waktu (yang) kami (miliki), bukan ajar kami menghitung tugas-tugas, pekerjaan, atau hal-hal yang harus kami lakukan. Itulah kunci manajemen waktu. Setelah menghitung berapa banyak waktu yang kita punya, baru kita melihat, adakah tugas-tugas yang bisa didelegasikan ke orang lain? Tanyakan juga, apa dampaknya jika masing-masing tugas yang hendak kita kerjakan itu tidak dilakukan? Jika ada yang tak berdampak apa-apa, lebih baik tinggalkan dan kerjakanlah hal yang lebih penting. Ukur kemampuan dan miliki prioritas, itulah kunci manajemen waktu efektif. Ingat, cara kita menggunakan waktu menentukan cara kita hidup. Bijak menggunakan waktu adalah karakter pribadi yang sukses. • Arie

Bijak mengatur waktu membuat bijak menjalani hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Hero Without Wounds

Oktober 14, 2022

Orang Pintar & Orang Baik

Oktober 14, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *