RH Spirit Next 01 Februari 2021
Lukas 6:27-36
“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah
musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; Lukas 6:27
Dalam bukunya yang berjudul “Why Forgiven?”, Johann Christoph Arnold menceritakan sebuah kisah pengampunan yang dilakukan oleh Steven McDonald. Steven merupakan seorang polisi muda yang pada tahun 1986 ditembak oleh seorang remaja di New York Central Park. Insiden itu akhirnya membuatnya lumpuh. Tapi dengan kebesaran hatinya, Steven memilih mengampuni dan mengasihi orang yang menembaknya. Sementara pelaku tetap menjalani hukuman, Steven terus berkomunikasi dengan dia dan berharap suatu hari keduanya bisa bekerja sama untuk melakukan kampanye anti-kekerasan. Sayangnya, orang tersebut meninggal dunia dalam kecelakaan motor tiga hari setelah kebebasannya dan nggak sempat bertemu dengan Steven.
Ketika kita disakiti, biasanya yang muncul dalam benak kita adalah keinginan untuk balik membenci dan menyakiti orang tersebut. Rasanya nggak puas kalo nggak melakukan pembalasan. Pokoknya, minimal harus bikin orang tersebut menderita juga. Entah dengan nggak bersedia menerima permintaan maafnya ato bahkan melakukan tindakan kekerasan buat menyakiti orang tersebut. Jangankan mengampuni dan mengasihi, bertemu dengan orang yang pernah berbuat salah sama kita aja kita males. Yesus sadar betul bahwa gejala semacam itu juga berkembang di masyarakat sekitar-Nya. Makanya, Ia berkata: “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”. Yesus mau supaya kita mengasihi musuh kita. Bahkan Yesus menambahkan bahwa syarat untuk menjadi anak-anak Allah yang Mahatinggi adalah kita harus mengasihi: entah itu teman maupun musuh, sebab Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:16).
Emang sih kita bukan termasuk orang yang sama sekali nggak bisa mengasihi, cuman kasih kita sering kali bersifat tebang pilih. Kita mau mengasihi seseorang hanya jika orang yang bersangkutan berbuat baik terhadap kita. Sebaliknya, jika orang itu berbuat jahat pada kita, kita biasanya membencinya dan ingin membalas perbuatan jahatnya. Kalo gitu situasinya, apa bedanya kita sama orang-orang yang nggak mengenal Tuhan? Mereka juga bisa berbuat baik sama orang yang baik pada mereka! Kalo kita mau disebut sebagai anak-anak Tuhan, maka lepaskan berkat bagi orang yang memusuhi kita. Jangan membenci atau mengutukinya, tapi kasihilah mereka dengan ketulusan hati. • Vian
“Mau mengasihi orang yang membenci merupakan gaya hidup anak-anak Tuhan.” Rick Warren – Penginjil