Natal dan Kesembuhan

RH Spirit 01 Desember 2021

Efesus 2:1-10

 
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah
Yesaya 53:4

 

Ketika kita datang ke dokter, kita tentu tidak bisa berharap hanya akan mendengar berita baik. Kita tak bisa memprotes, kenapa saya dinyatakan positif mengidap virus padahal saya merasa sehat-sehat saja? Jika kita mengidap penyakit, apalagi sakit parah, dokter pasti, bahkan harus, mengatakannya secara terus terang. Bukan agar kita jadi sedih atau takut, tapi agar kita bisa segera berobat atau juga agar kita bisa segera mengubah cara hidup agar penyakit itu bisa sembuh dan tidak semakin parah.

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan, Sang Tabib Ajaib kita, telah menyatakan terus terang bagaimana dosa sebagai penyakit umat manusia, telah makin parah menggerogoti kita. Dampaknya sangat serius: maut dan kebinasaan kekal. Berulang kali pula, Tuhan mengirim nabi-nabi-Nya untuk mengingatkan agar manusia berubah dari cara hidupnya. Ia juga memberi resep melalui hukum-Nya untuk diikuti. Namun nyatanya, manusia tetap saja bebal dan melakukan yang jahat.

Itu sebabnya, kita memperingati Natal. Oleh karena kasih-Nya yang begitu besar pada kita, maka Ia rela turun ke dunia, menjadi sama seperti kita, bahkan mengorbankan nyawa-Nya untuk kita. Ia tidak lagi sekadar memberikan obat dan resep, tapi Ia datang untuk menanggung penyakit kita (Yes. 53:4) dan menyelamatkan kita (Luk. 19:10), sehingga kita bersih, pulih, dan selamat. Jika demikian, apakah kita kini bisa hidup dengan sebebas-bebasnya? Tentu tidak. Justru sejak kita menerima Kristus dan diselamatkan, maka kita harus makin berhati-hati untuk tidak kembali jatuh ke dalam dosa (bdk. Yoh. 8:11). Seperti halnya seorang pasien yang baru sembuh dari penyakit ganas, sudah selayaknya kita tidak mengulangi cara hidup masa lalu kita yang bisa memunculkan penyakit tadi.

Ya, Natal kita peringati karena di momen inilah karya keselamatan Kristus dimulai. Natal juga kita respons dengan menyadari bahwa anugerah keselamatan yang kita terima harus kita hargai dengan menjaga hidup selaras dengan identitas kita sebagai manusia yang telah dikuduskan, dipulihkan, dan diselamatkan. • ARC

 

Jika kita sudah disembuhkan-Nya, jangan sampai kita kembali kepada penyakit dosa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berani Beriman

November 2, 2021

Bukan Hanya Untukku

November 2, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *