RH Spirit Woman 01 Oktober 2020
Ams. 4:23, Flp. 4:8, 1 Kor. 15:33
Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.
Ayub 3:25
Ada orang yang seolah selalu mengeluhkan segala hal. Ia mengeluhkan pekerjaannya tapi tak mau kehilangan pekerjaan itu. Ia mengeluhkan pasangannya tapi sedih saat pasangannya tak di sisinya. Ia selalu mengeluhkan sikap anaknya tapi curiga saat sikap anaknya berbeda. Ia mengeluhkan jalan macet tapi cemas saat jalanan yang biasa macet itu satu hari tampak lengang. Ia mengeluhkan sikap teman-temannya tapi kesal saat tak diundang ke acara mereka.
Mengeluh bisa dilakukan kapan saja. Demikian juga dengan sikap negatif lainnya. Inilah sebabnya, kita yang suka mengeluh tak bisa menyalahkan situasi karena sebenarnya mengeluh atau bersyukur itu lebih tentang diri kita. Sikap dan pikiran positif/negatif pun lebih tergantung diri kita ketimbang situasi yang kita hadapi. Adakah orang sehat dan kaya tapi sering mengeluh? Banyak. Adakah orang yang sedang sakit dan tak punya biaya berobat tapi bisa tetap tersenyum dan bersyukur? Ada!
Banyak orang juga menyamakan sikap negatif dengan sikap realistis. Namun, itu dua sikap berbeda. Contoh: saat seorang negatif melihat kekurangan dirinya, ia akan terpuruk dan merasa dirinya tak berguna. Tapi, seorang realistis melihat kekurangan dirinya tapi sadar jika semua orang pun punya kekurangan. Seorang negatif membaca satu berita buruk dan menyimpulkan bahwa tak ada hal baik yang bisa diharapkan, tapi seorang realistis membaca satu berita buruk, sadar jika keadaan tak lagi seperti sebelumnya dan mencari cara agar untuk beradaptasi dengan hal itu. Bisa lihat bedanya?
Sikap negatif akan menghasilkan perbuatan negatif. Perbuatan negatif biasanya akan direspons negatif oleh orang lain. Tak heran jika orang negatif akan lebih sering bertengkar, dimusuhi, dan menemui banyak halangan. Jika pikiran negatif saja mengundang hal-hal negatif ke hidup kita (bdk. Ayb. 3:25), apalagi sikap negatif. Karena itulah, kita dinasihatkan untuk menjaga hati (Ams. 4:23), pikiran (Flp. 4:8), bahkan pergaulan kita (1 Kor. 15:33). Biarlah hati kita selalu penuh syukur, pikiran kita diisi dengan kebaikan, dan kita tidak bergaul dengan mereka yang bisa menyesatkan pikiran kita melalui pengaruh buruknya. • @
Pikiran negatif mengundang hal-hal negatif masuk ke diri kita.