Tidak Selalu Mukjizat

2 Raja-Raja 4:1-7

Lalu Nabi Elisa berkata, “Jika demikian, pinjamlah sebanyak mungkin tempayan dan bejana dari tetangga-tetanggamu!”
2 Raja-raja 4:3, FAYH

Biasanya ketika keadaan buruk menimpa, kerap kali orang Kristen berdoa minta mukjizat. Mukjizat artinya peristiwa besar, spektakuler yang terjadi di luar batas kemampuan manusia. Kita minta agar Tuhan melakukan ini dan itu. Bahkan ada juga yang berani memerintahkan Tuhan untuk segera melakukan mukjizat. Dengan klaim-klaim tertentu, kita mengharapkan Tuhan segera bertindak. Nah, memang kita percaya bahwa mukjizat masih terjadi. Saya tak meragukan itu. Namun, saya juga heran bila sikap orang Kristen memaksa Tuhan dengan alasan iman. Tentu pemahaman seperti itu perlu dipikirkan ulang. Sebab, tidak selamanya Tuhan bertindak dengan mukjizat yang hebat.

Hari ini kita merenungkan satu bagian dari kisah Perjanjian Lama. Silakan baca secara menyeluruh kisahnya berdasarkan ayat-ayat di atas. Ketika kesukaran datang, seorang janda nabi datang kepada Elisa. Yang patut kita garis bawahi adalah Elisa tidak meminta mukjizat turun dari langit. Namun, di tengah kesulitan yang membelit, ia minta sang janda bekerja. Mengapa? Bukankah semestinya Nabi Elisa memohon mukjizat segera terjadi? Kenapa ia tidak berdoa minta Tuhan mengirimkan dermawan datang sehingga utangnya segera dilunasi? Di sini kita belajar sesuatu. Mukjizat adalah kedaulatan Allah. Mukjizat baru terjadi ketika kita taat pada firman-Nya. Manusia tak boleh memaksanya. Mukjizat telah ada dalam diri kita ketika kita menaati firman Tuhan yakni ketika kita bekerja keras. Janda nabi tadi mau taat. Ia mau mengumpulkan bejana-bejana dari tetangganya. Setelah taat, baru mukjizat terjadi. Mukjizat adalah efek samping dari ketaatan kita kepada Tuhan.

Saya tidak menolak adanya mukjizat. Namun, harus dipahami bahwa menjadi Kristen mukjizat sangat berbahaya. Kita akan menjadi orang Kristen yang semangat juangnya rendah. Mengapa? Karena iman kita lebih ditentukan mukjizat ketimbang ketaatan pada Tuhan. Memang, dalam kasus-kasus tertentu Tuhan melakukan mukjizat. Namun, tidak selalu demikian. Ada kalanya Tuhan tuntut kita melakukan bagian kita. Amin? • Ama Calista

Ada mukjizat atau tak ada mukjizat, tetaplah beriman

Taat dalam Ketidakadilan

Februari 3, 2017

Menantang Maut

Februari 3, 2017