RH Spirit Motivator 01 Februari 2025
Roma 14:1-12
Terimalah orang yang lemah imannya
tanpa mempercakapkan pendapatnya.
Roma 14:1
Sikapnya acuh. Apa yang muncul di pikiran Anda mendengar kalimat itu? Apakah orang yang cuek atau tak peduli? Jika dicek di kamus, ternyata arti kata “acuh” justru peduli. Contoh lain, kita sering memakai kata “tak bergeming” untuk menggambarkan posisi diam. Padahal, arti bergeming justru diam. Jadi, “tak bergeming” artinya justru “tidak diam.” Bahkan kata yang artinya sudah cukup umum dimengerti, seperti “absen” misalnya, juga sering dipakai secara salah. Kita sudah tahu “absen” berarti “tidak hadir”, tapi kadang kita berkata: “Bagi yang sudah hadir, silakan absen dulu..”
Banyak kata dipakai secara salah kaprah seperti itu. Dari segi bahasa, kalimat “Bagi yang sudah hadir, silakan absen dulu” ini membingungkan, tapi kita tahu maksudnya. Para hadirin diminta untuk mengisi daftar absensi. Hal seperti itu kadang terjadi dalam komunikasi. Kadang, yang kita sampaikan berbeda dengan yang kita maksudkan. Kadang apa yang keluar dari mulut kita berbeda dengan apa yang ada di pikiran kita. Namun, sering kali orang lain bisa memahami maksud kita meski bahasa atau kata yang kita gunakan tidak tepat. Komunikasi pun bisa tetap berjalan lancar. Sah-sah saja jika ada orang yang mengoreksi penggunaan kata atau istilah yang keliru itu. Tapi, jika tujuan kita memang ingin menjalin komunikasi dan relasi, kita tidak akan teralih fokusnya menjadi pengoreksi bahasa. Meski memakai kata yang akurat akan lebih memperlancar komunikasi, tapi ekspresi, perasaan, dan emosi sering kali bicara lebih banyak dari bahasa.
Di tempat kerja, belajar menghargai orang lain juga perlu dilakukan dengan cara ini. Belajar untuk juga memahami ekspresi, emosi, dan perasaan mereka, di luar apa yang mereka sampaikan atau lakukan. Percayalah, jika kita melakukannya, ada banyak hal yang akan bisa kita pahami dari orang lain. Paulus menasihati jemaat Roma untuk menerima para petobat baru, yang masih lemah imannya, tanpa perlu memperdebatkan pandangan mereka. Soal cara pandang adalah urusan mereka dengan Allah (ay. 12), tapi kewajiban kita adalah menerima dan mengasihi mereka. Beda pendapat atau beda gaya itu biasa. Tak perlu mempermasalahkannya, tapi justru belajarlah saling memahami. • ARC
Jangan meributkan perbedaan, tapi hargailah perbedaan.