RH Spirit Next 01 Agustus 2025
2 Korintus 5:11-21
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
2 Korintus 5:19
Medsos sejatinya emang dipake untuk berbagi cerita, pengalaman, dan kebahagiaan. Ada yang pergi liburan ke suatu tempat, lalu foto-fotonya diupload. Ada yang baru wisuda, lalu foto-fotonya diupload. Lalu ada juga yang punya barang dagangan, kemudian foto-fotonya di upload. Tapi akhir-akhir ini, medsos seperti punya fungsi lain, yakni jadi semacam pengadilan. Kolom komen yang disediakan dipake oleh para netijen untuk “mengadili” seeorang karna kesalahan yang diperbuatnya. Komentar-komentarnya beragam dan beberapa bahkan cukup kejam. Ada yang mencaci maki, meneriakkan seruan boikot, dikata-katain anggota keluarganya, dan seterusnya. Yup, jadilah sebuah “pengadilan medsos”, yakni sebuah proses “pengadilan” yang dilakukan secara informal di media sosial, di mana seseorang atau kelompok membuat penilaian dan memutuskan “bersalah” seseorang berdasarkan informasi yang mereka lihat di media sosial. Yang sering terjadi adalah pengadilan ini berujung pada “cancel culture” atau boikot.
Kita bagaimana? Apakah kita termasuk dalam kategori netijen yang ikut dalam pengadilan medsos ini? Apakah kita ikut-ikutan menghakimi dan bahkan menyerukan boikot pada seseorang atau sebuah brand? Tindakan menghakimi dan memboikot sama sekali nggak mencerminkan ajaran Yesus. Bahkan, tindakan itu berkebalikan 180 derajat dari apa yang Yesus ajarkan. Bukan menghakimi dan memboikot, yang Yesus mau adalah kita berhenti menghakimi dan memberikan pengampunan.
Saat kita ikut dalam pengadilan medsos dan ngikutin budaya cancel culture, maka kita sebenernya sedang terjebak dalam siklus kebencian dan pembalasan. Padahal, sebagai pengikut-Nya, seharusnya kita berfokus pada pengampunan, kasih, dan rekonsiliasi. Saat ada orang yang ngelakuin kesalahan, yang seharusnya kita lakukan adalah memberikan teguran, bukannya menghujat. Saat ada orang yang ngelakuin kesalahan, yang seharusnya kita lakukan adalah memaafkan dan memberikan kesempatan kedua, bukannya mengucilkan. Saat ada orang yang ngelakuin kesalahan, yang seharusnya kita lakukan adalah menolongnya bertobat dan berrekonsiliasi, bukan mengembar-gemborkan kesalahannya dan “membatalkan”. • DN
Cancel culture adalah budaya orang modern yang paling buruk.
Piers Morgan – Wartawan & Tokoh Televisi