RH Spirit 01 Februari 2024
2 Korintus 6:14-15
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
2 Korintus 6:14
Mencari pasangan hidup tidak semudah memilih makanan. Saat memilih makanan, kita cukup lihat bentuknya, mencium aromanya, atau mencecap citarasanya. Pasangan hidup jelas tidak cukup hanya dilihat penampilan fisiknya, tak cukup melihat status ekonominya atau apakah ia satu selera dengan kita. Alkitab memberi istilah yang menarik akan hal ini. Terjemahan Bahasa Indonesia memakai istilah “pasangan yang tidak seimbang”, tapi dalam bahasa aslinya dipakai istilah heterozugeó yang berarti kuk yang tidak seimbang (unequally yoked).
Istilah ini mengacu ke Ulangan 22:10 di mana hukum Taurat melarang orang Israel membajak dengan memakai lembu dan keledai bersamaan. Kekuatan dan ukuran lembu serta keledai jelas beda. Jika dipaksa, tak hanya hewan itu yang tersiksa, tapi hasil kerjanya juga berantakan. Demikian pula dalam menentukan pasangan hidup. Ketika menikah, kita dan pasangan ibarat memikul kuk di bahu kita. Maka, meski istilah pasangan seimbang sering diartikan hanya sebagai seiman, tapi nyatanya lebih dari itu. Seiman itu harus karena terang tak dapat bersatu dengan gelap (2 Kor. 6:14). Tapi, untuk memikul kuk bersama, diperlukan pasangan yang sesuai. Ya, bukan serba sama tapi sesuai. Sesuai artinya saling melengkapi dan mengimbangi. Sesuai berarti selevel, khususnya dalam kerohanian. Sesuai juga berarti punya visi sama, berjalan menuju arah dan tujuan yang sama, bukan dengan terpaksa, apalagi diam-diam melakukan hal yang tidak sesuai kesepakatan dengan pasangan.
Ya, keseimbangan seperti ini sangat penting dalam sebuah pernikahan. Sebab jika tidak, maka akan ada satu bahkan kedua pihak yang tersakiti. Kehidupan pernikahan pun akan tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, bahkan bisa jadi akan berantakan. Ya, menjaga kehidupan pernikahan bukanlah tanggung jawab suami atau istri saja. Ini adalah tanggung jawab bersama. Ini adalah beban bersama. Bukan beban untuk dikeluhkan, tapi untuk dipikul bersama sehingga beban satu sama lain terasa lebih ringan. Itulah sebabnya juga kita harus melibatkan Tuhan dalam pernikahan kita, karena di dalam Dia, ada kelegaan (Mat. 11:28-30). Amin? • ARC
Seimbang bukan berarti serba sama, tapi sesuai