Negotiation & Power

RH Spirit Motivator 01 Oktober 2024

1 Samuel 25:2-44

Lalu Daud menerima dari perempuan itu apa yang dibawanya untuk dia, dan berkata kepadanya:
“Pulanglah dengan selamat ke rumahmu; lihatlah, aku mendengarkan perkataanmu dan menerima permintaanmu dengan baik.”
1 Samuel 25:35

 

Bernegosiasi dengan anak sendiri tentu bukan hal sulit bagi setiap orang tua. Terlebih jika anak kita masih kecil. Bagaimana dengan bernegosiasi dengan pasangan? Ini levelnya lebih tinggi. Apalagi jika pasangan kita termasuk jenis yang susah berkompromi. Bagaimana dengan bernegosiasi dengan mertua? Dengan atasan? Dengan pembeli atau supplier? Bagaimana dengan bernegosiasi dengan pejabat tinggi atau orang yang punya kekuasaan jauh lebih besar dari kita? Jelas itu butuh persiapan lebih matang, bahkan tak semua orang mau melakukannya.

Jeff Weiss, penulis HBR Guide to Negotiating mengatakan, sebenarnya ada di posisi lebih lemah itu juga ada manfaatnya. Menjadi pihak yang lebih berkuasa akan cenderung menurunkan kemampuan kita untuk belajar mengamati dan memahami orang lain. Sebaliknya, berada di pihak yang lebih lemah membuat kita lebih memerhatikan keinginan orang lain dan bagaimana membuat dia mengakomodir keinginan kita juga. Kisah keberhasilan Abigail bernegosiasi dengan Daud bisa menjadi contoh. Daud jelas di posisi lebih berkuasa karena ia punya pasukan. Namun, Abigail dengan cermat meneliti lebih dulu apa sebenarnya keinginan Daud. Ia bersiap. Ia tahu Daud hanya ingin makanan dan itulah yang ia bawa untuk Daud dan pasukannya. Ia juga tahu Daud adalah orang yang takut akan Tuhan. Maka, setelah ia bawakan makanan itu, ia kemudian membujuk Daud dan mengingatkannya akan Tuhan.

Untuk bisa berhasil bernegosiasi dengan orang yang lebih berkuasa, selain persiapan dan penelitian, sikap kita juga mesti tepat. Tetap tenang dan jangan menunjukkan sikap grogi atau takut. Dengarkan dan ajukan pertanyaan yang tepat. Bersikaplah fleksibel karena ada kalanya permintaan atau situasi bisa berkembang. Sekali lagi, untuk inilah kita harus menyiapkan diri sebaik-baiknya. Jangan juga kita merasa minder sehingga akhirnya lawan bicara kita mengambil kesempatan untuk menekan kita. Tetaplah fokus pada goal Anda. Tetapkan apa yang ingin Anda capai dari negosiasi ini dan temukan apa yang dianggap penting oleh lawan bicara kita. Dari situlah, persiapan kita dilakukan. Tentu saja, libatkan selalu hikmat Tuhan agar negosiasi itu bisa sama-sama memberi keuntungan. • ARC

Siapkan diri dengan baik, tetap tenang, dan tetap fokus pada goal Anda.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anak Tak Tahu Diri

September 10, 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *